Parenting: Suatu Upaya Menjadi Orang Tua yang Teladan


Jika ada sebuah pertanyaan, "Apa harapan orang tua terhadap anaknya?" Tentu jawabannya akan sangat beragam sekali. Mulai dari ingin memiliki anak yang cerdas, penurut, membanggakan, menjadi orang sukses dan masih banyak lagi jawaban-jawaban yang lain.

Tetapi, pertanyaan berikutnya "Bagaimana cara mencetak anak agar memiliki karakter seperti yang didambakan orang tua?". Lagi-lagi jawabannya tentu sangat bervariasi. Cara yang diterapkan tentunya berbeda-beda. Oleh karenanya, ilmu dan pengetahuan tentang parenting adalah hal yang mau tidak mau dipelajari oleh para orang tua.

Apa yang dimaksud dengan parenting?


Berbicara tentang parenting tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Parenting diambil dari kosakata bahasa Inggris yaitu "Parent" yang berarti orang tua. Dalam bahasa Inggris imbuhan "ing" bermakna kata kerja yang artinya sedang melakukan sesuatu.

Jika dilihat dari kata bahasa asalnya, Parenting adalah seseorang yang sedang melakukan aktivitas sebagai orang tua.

Selanjutnya, parenting berdasarkan maknanya adalah pola asuh orang tua dalam mengasuh dan membimbing anak.

Pola parenting ini bisa berpengaruh terhadap berbagai aspek dalam kehidupan anak sampai ia dewasa, mulai dari pembentukan karakter, pola berpikir, pola hidup, kesehatan mental, akademik, sosial dan lain sebagainya. Dengan demikian ilmu parenting ini merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh orang tua dan calon orang tua.

Jadi, meskipun bayi masih di dalam kandungan, calon orang tua sudah mulai harus mempelajari ilmu-ilmu parenting ini agar mampu mengasuh anak dengan baik dan benar.

Beda zaman tentunya berbeda pula pola asuhnya. Ilmu tentang parenting memang harus mengikuti perkembangan zaman. Anak yang lahir dulu dan sekarang tentunya berbeda dari berbagai hal. Sehingga orang tua harus mengetahui bagaimana pola asuh dan baik dan seberapa besar pengaruhnya pada anak.

Belajar Ilmu Parenting itu Mudah dan Bisa Dimana Saja


Belajar ilmu parenting bisa dengan mengikuti berbagai seminar, workshop, talkshow dan kegiatan-kegiatan lainnya. Disamping itu, media sosial juga sudah banyak mempublikasikan ilmu-ilmu tentang parenting, baik di YouTube, Instagram, website, TikTok dan kanal digital lain. Hal itu merupakan sebuah alternatif yang bisa digunakan untuk mempelajari ilmu parenting secara online, sangat cocok bagi orang tua yang tidak sempat atau bahkan malas untuk hadir secara luring.

Mempelajari ilmu parenting merupakan suatu upaya agar orang tua bisa mendidik dan membimbing anak secara optimal. Harapannya, orang tua bisa menjadi teladan dan contoh yang baik bagi anak. Beberapa manfaat dari mempelajari ilmu parenting selain menambah wawasan yaitu meningkatkan kesadaran, meningkatkan keterampilan serta meningkatkan rasa antisipasi terhadap segala sesuatu yang mungkin terjadi pada anak

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Breaking Barriers Together: How Alvinia Christiany and Teman Autis Are Changing the Autism Narrative in Indonesia

Gambar
Every so often, we come across individuals whose work leaves a lasting impact on the people and communities around them. For me, one of these inspiring figures is Alvinia Christiany, a woman whose passion and commitment are reshaping perceptions of autism in Indonesia. Alvinia, along with the organization she co-founded, Teman Autis, is on a mission to provide support, education, and resources to families navigating the challenges of raising children with autism. It’s the kind of work that reminds us all that real change starts with empathy, action, and a dedication to building a sustainable, compassionate future. In Indonesia, there’s still a stigma surrounding autism, which can make life even harder for children with autism and their families. This stigma often leaves parents feeling isolated or even ashamed, unsure of where to turn for help. Alvinia recognized this gap and decided to take action. She and Ratih Hadiwinoto founded Teman Autis in April 2018, aiming to create a welcomin...
Baca selengkapnya

Mengenal authoritarian parenting, Pola Asuh Kontroversial untuk Membuat Anak Sejalan dan Terkendali

Gambar
Pola asuh otoriter ( authoritarian parenting ) adalah pola asuh dimana orang tua berperan sebagai pemegang kendali dalam proses tumbuh-kembang anak. Orang tua dengan pola asuh otoriter cenderung menuntut anak untuk mengikuti semua perintah dan larangannya, dengan kata lain anak harus menuruti keinginan orang tuanya. Ciri orang tua dengan pola asuh otoriter yaitu keras, memaksa dan kaku. Orang tua selalu menuntut anaknya untuk tunduk dan patuh. Mereka mengharapkan anak-anaknya untuk mengikuti aturannya tanpa diskusi dan kompromi. Ketika sang anak melakukan kesalahan, orang tua kerap kali tidak dapat menahan emosinya dan marah. Bahkan tak jarang terjadi, orang tua melakukan hukuman fisik saat anak melakukan suatu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Oleh karenanya, pola asuh otoriter ini banyak menuai kontroversi dan pro kontra di masyarakat. Sisi positif dari pola asuh otoriter ini adalah anak tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan menetapkan batasan. Anak yang dibesarkan dalam ...
Baca selengkapnya

Macam-Macam Pola Asuh dan Dampaknya Pada Anak

Gambar
Untuk memastikan seorang anak menjalani tumbuh kembang yang optimal, orang tua harus bisa menerapkan pola asuh yang baik. Pola asuh dinilai sangat penting karena dapat mempengaruhi kehidupan sang buah hati di masa depan. Melalui pola asuh yang baik, orang tua dapat memberi arahan bagaimana anak bisa beradaptasi dengan lingkungan serta budaya di tempat tinggal mereka. Pola asuh yang baik merupakan salah satu kebutuhan dasar seorang anak yang harus dipenuhi oleh orang tua. Dilansir dari perkataan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), ada tiga kebutuhan dasar anak, yaitu asah, asih dan asuh. Asah merupakan stimulasi, asih adalah kebutuhan emosi dan kasih sayang dan asuh merupakan kebutuhan fisik anak. Secara umum, jenis pola asuh anak dipengaruhi oleh daya tanggap ( responsiveness ) dan tuntutan ( demandingness ). Daya tanggap dihubungkan dengan sikap lebih peduli orang tua, mendukung, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan anak dengan maksud untuk mendorong individualitas anak, kemandiria...
Baca selengkapnya